Khalifah Umar bin Abdul Aziz Rahimahullah adalah salah satu sosok khalifah yang sangat bersemangat dalam mengerjakan qiyamullail. Marilah kita dengar penuturan Fatimah yang merupakan isteri Umar bin Abdul Aziz, menceritakan tentang qiyamullail suaminya ini.
Fatimah Rahimahullah berkata,
“Umar bin Abdul Aziz, jika masuk ke rumah, dia langsung menuju ke mushallanya, kemudian dia menangis dan berdo’a sampai kedua matanya lelah (tidur), kemudian bangun. Seperti itulah yang dia lakukan di setiap malam.” (Taarikh Khulafa, As-Suyuthi)
Fatimah Rahimahullah berkata,
“Mungkin ada orang yang lebih banyak mengerjakan shalat dan puasa daripada Umar bin Abdul Aziz, tetapi aku belum pernah melihat orang yang lebih takut kepada Tuhannya daripada Umar. Jika dia shalat Isya terakhir (malam) dia menyendiri di mushallanya, lalu berdo’a dan menangis sampai kedua matanya tertidur. Kemudian bangun, berdoa dan menangis lagi sampai kedua matanya tertidur. Terus begitu sampai datang waktu shubuh.” (Az-Zuhud, Imam Ahmad)
Fatimah Rahimahullah berkata,
“Umar telah mengabdikan jiwa dan raganya untuk kepentingan manusia. Dia duduk untuk mereka di siang harinya, jika datang waktu sore dia masih melanjutkan tugasnya dalam memenuhi kebutuhan manusia sampai malam. Pada suatu sore dia sudah selesai dari tugas-tugasnya di siang hari, lalu dia mengambil lampu yang minyaknya diambil dari uangnya sendiri, kemudian berdiri dan shalat dua rakaat, kemudian dia merunduk dan meletakkan kepalanya di antara kedua tangannya, air matanya menetes di atas pipinya dan menangis tersedu-sedu. Demikianlah keadaannya pada malam itu sampai datang waktu subuh. Sedangkan pagi harinya dia berpuasa.” (Sirah Umar bin Abdul Aziz, Ibnu Al-Jauzi)
Pada suatu malam, Umar bin Abdul Aziz Rahimahullah bangun untuk shalat malam, lalu membaca firman Allah, “Wa al-laili izaa yaghsyaa” (QS. Al-Lail), sampai pada firman Allah, “Fa andzartukum naaran taladzdzaa“, dia menangis sehingga tidak mampu melanjutkan ayat selanjutnya surat itu, dua atau tiga kali, sampai kemudian beliau membaca surat lainnya. (At-takwiif min An-Naar, Ibnu Rajab)
Saudaraku...... inilah contoh-contoh kesungguhan Khalifah Umar bin Abdul Aziz dalam Qiyamullail. Lalu bagaimana dengan kita??? Sudahkah kita berusaha menegakkan Qiyamullail di sepertiga malam terakhir kita??...atau justru sebaliknya malam-malam kita lebih banyak kita habiskan untuk menikmati mimpi - mimpi yang melengahkan itu.
Saudaraku.....bukankah selama ini kita terlibat dalam lembaga dakwah. Kita juga tahu bahwa tugas kita menyeru dan mengajak pada kebaikan. Tapi bagaimana mungkin hal itu kita lakukan sementara kita sendiri keropos.
Saudaraku.....dengan tulisan ini ane hanya bisa mengajak dari diri ane pribadi dan rekan - rekan sekalian mari kita tegakkan Qiyamullail ......karena bisa jadi tersendatnya aktivitas dakwah kita saat ini karena kita jauh dengan Allah SWT. Semoga cerita di atas bisa menginspirasi kita semua...Amiin.
Sumber: Kaifa Tatahammasu Liqiyam Al-Lail
Sumber artikel : http://assyaamil.multiply.com/journal/item/14
Oleh Warsino AL Wonogiriyi
16 January 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment