18 November 2013

Blusukan Perdana: Pengurus LPMS CU Kunjungi Pesmi Asmaul Husna

Suasana Kunjungan Pengurus LPMS CU
Pengurus Lembaga Pembinaan Muslim Strategis Cahaya Ummat melakukan kunjungan atau dalam bahasa kerennya Blusukan ke pesma – pesma yang menjadi binaan LPMS Cahaya Ummat. Dalam agenda ini Pesantren Mahasiswi (PESMI) Asmaul Husna menjadi pilihan pertama pengurus LPMS Cahaya Ummat untuk dikunjungi. Kunjungan ini dilaksanakan pada hari senin,18 November 2013 tepat pada pukul 20.00 – 20.30 WIB. Hadir dalam kunjungan ini Farid Prabowo selaku Direktur LPMS Cahaya Ummat, Adi Irwanto (Sekjend), Sugito Adi Purnawan (Kadept Humas), Sri Latifaeni (Sekdept Kepesmaan), Nia (Sekdept Kaderisasi).

Agenda Blusukan pengurus ini bertujuan untuk silaturahim antara pengurus LPMS Cahaya Ummat dengan para santri binaan LPMS Cahaya Ummat serta sebagai wadah untuk menyerap aspirasi (unek-unek) dari santri secara langsung. Dalam kunjungannya Farid berharap adanya perubahan di tubuh LPMS Cahaya Ummat sehingga kedepannya LPMS Cahaya Ummat menjadi lebih baik lagi. Di sela-sela kunjungan ada juga sesi sharing antara pengurus dengan santri, adapun yang di sharekan oleh santri diantaranya tentang: jam malam, surat peringatan, lahan parkir pesma, agenda LPMS Cahaya Ummat.


Sekali lagi Blusukan Pesma ini merupakan agenda baru dari Pengurus LPMS Cahaya Ummat, nantikan saja kunjungan Pengurus LPMS Cahaya Ummat ke pesma – pesma binaan yang lain.(Sgt)

4 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Great. Pengurus [Humas mulai beraksi]...
      Menarik sekali tulisan liris kadep Humas terbaru.
      Menarik memang, Admin menggunakan istilah "Blusukan". Istilah ini sebenarnya tidak adalam kamus KBBI. Kehadiran kata "blususkan" menjadi kata baru setelah mendapat restu dari masyarakat bahasa. Biasanya, kata-kata yang masuk dalam KBBI ketika kata-kata itu telah menyebar di masyarakat, menjadi kesepakatan bersama. Istilah ini mulai dikenal ketika "kepemimpian" Jokowi menjado Gubernur DKI. Artinya semakin sering satu kata dikomunikasikan dan digunakan, semakin besar "peluang"-nya untuk masuk dalam kitab bahasa Indonesia [KBBI].
      Blusukan ada kemiripan dengan kata "busuk" rusak atau tak sedap atau "belusuk" ulat yang berbisa.
      Dua kata tersebut dapat ditarik simpulan bahwa "blusukan" adalah aktivitas kotor karena menyangkut hal yang tidak biasa. karena kegiatan itu tidak biasa, pelakunya memiliki alat berbisa (tindakan, pemikiran dan gagasan2 baru) menjad terobosan baru dalam memajukan organisasi (belusuk). semoga kegiatan "belusukan" lebih produktif. Aamiin :)
      Merapat dan lebih rekat untuk membangun mufakat. "Semangat Muda_Farid).

      Delete