15 February 2010

Kisah Para Pemenang

Nyaris tidak pernah ada lagi cerita atau kisah dalam sejarah manusia tentang kehebatan sebuah kaum atau malah perorangan layaknya cerita Sahabat Rasulullah SAW. Mereka (sahabat Rasulullah) tidak terkenal dengan kekayaan mereka saja, mereka terkenal tidak hanya dengan gaya kepemimpinan modern mereka saja. Akan tetapi hampir setiap titik sejarah yang ada pada diri mereka dikenal baik oleh orang.

Satu saja, Umar bin Khatab. Beliau sahabat Nabi yang masuk Islam melalui peranta adiknya. Beliau sebelum menjadi pengikut Nabi adalah seorang yang paling keras perlawanannya terhadap Nabi dan kaum muslimin. Bahkan, ketika dihari beliau masuk Islampun sebelumnya beliau telah menghunuskan pedang untuk membunuh Nabi SAW.

Akan tetapi sisi lain dari kehidupan Sang Umar tidak berhenti begitu saja. Titik-titik sejarah lain mengantarkannya untuk terus menjadi salah satu sumber pada ulama dalam ber ijtihad.
Ketika Umar memipin (menjadi Khalifah) kaum muslimin, beliaulah yang pertama menerapkan sistem pemerintahan, beliau juga yang menerapkan sistem penanggalan dalam Islam yang kemudian dikenal dengan hijriah.

Masih pada kisah umar, ketika panglima perang Romawi ditangkap oleh kaum muslimin, dan dibawa kedepan umar. Panglima Romawi ini memperkirakan bahwa umar adalah orang yang memiliki istana dan banyak pengawal, umar adalah orang yang memiliki jubah yang luar biasa. Dan untuk bertemu umarpun harus melewati berbagai gerbang pemeriksaan oleh pasukan kaum muslimin. Itulah anggapan panglima perang Romawi ketika akan dipertemukan dengan umar bin khatab.

Lantas semua anggapan pribadi penglima perang Romawi itu lenyap seketika. Disaat dia melihat umar tertidur pulas siang hari dibawah pohon kurma yang tidak ada Istana disana, tidak ada pengawal, dan tidak pakaian kebesaran layaknya kaisar Romawi.
Disaat melihat Umar seperti itu, Panglima perang Romawi itupun kaget buka kepalang. Wajar memang, bayangkan bahwa seorang khalifah, pemimpin tertinggi umat islam, pemimpinnya khalid bin walid yang mengalahkan romawi disetiap pertempurannya adalah seorang yang telah dilihatnya baru saja.

***

Itu hanya beberapa titik sejarah seorang umar bin khatab, dan hanya sebuah tinta kecil sejarah peradaban umat islam sampai sekarang. Lantas, apa yang membuat umar seperti itu, apa yang membuat rahmat Allah SWT itu begitu mudah turun, mengapa diseluruh pertempuran yang diikuti kaum muslimin nyari menang tak terkalahkan.

Inilah setidaknya jejak militansi para sahabat, jejak titik sejarah mereka yang patut untuk kita tiru dalam zaman fitnah sekarang :

1. Jagalah keikhlasan dan kemurnian orientasi perjuangan hanya karena Allah SWT.
Itulah para sahabat, mereka mengetahui betul bahwa hidup dan mati hanya untuk Allah SWT. Itulah Sahabat Rasulullah yang paham betul tentang firman Allah dalam Surat At Taubah :111 ” Sesungguhnya Allah memberi dari orang-orang mukmin, baik harta dan jiwa mereka dengan imbalan surga. Mereka berperang dijalan Allah; sehingga mereka membunuh atau terbunuh, (sehingga) yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan yang agung”.
Mereka memang berjuang untuk Allah dan Rasulnya, tidak untuk mendapatkan jabatan, tidak untuk menjadi terkenal, tidak untuk disebut sebagai murobbi atau da’i atau ustadz. Mereka memang berjuang untuk mendapatkan Allah SWT.

2. Kuatkan komitmen untuk selalu mengikuti sunnah Rasulullah SAW.
Sahabat Rasulullah SAW paham betul akan firman Allah pada surat Muhammad : 33. ” Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul, dan janganlah kamu merusak segala amalmu”.
Itu adalah salah satu firman Allah SWT yang mereka pegang dalam berdakwah. Sehingga mereka pun mencitai Rasul lebih dari rasa cinta mereka kepada keluarganya.

3. Bersihkan jiwa dari segala penyakit.
Sahabat Nabi adalah orang-orang yang selalu menjaga stabilitas jiwanya untuk terus bersih, mereka senang saling menasehati. Mereka saling mengajak untuk taat kepada Allah SWT. Ini pernah dilaporkan seorang intel Romawi kepada kaisarnya. Dia mengatakan, ”…disaat mereka bersama, tidak ada ucapan lain selain mereka menganggungkan nama Tuhannya..”. Itu jugalah yang membuat Kaisar Romawi berkata ”Perut bumi lebih baik bagiku dari pada bertemu dengan mereka”.

4. Bersikap zuhud terhadap Dunia
Sahabat Nabi adalah orang yang paling zuhud terhadap dunia. Utsman bin Affan adalah salah satu sahabat Nabi yang paling kaya, kekayaannya bahkan bisa membiayai perang tabuk yang diikuti oleh ribuan kaum muslimin. Lantas itu tidak menjadikan utsman untuk tunduk terhadap dunia. Justru dunialah yang tunduk atas kehendaknya, jelas kehendak seorang sahabat Nabi SAW.

5. Putuskan segala ikatan jahiliyah yang bertentangan dengan aqidah islam.
Pada perang badr, Abu Bakar bertempur dan membunuh anaknya sendiri yang ketika itu kafir. Dan banyak sahabat lainnya yang bertemu dengan sanak familinya dalam pertempuran untuk kepentingan islam. Itulah komitmen para sahabat yang tidak mau terikat ikatan kekeluargaan untuk kemudian meringankan aqidah islam atau bahkan melanggarnya sama sekali. Mereka jelas tegas atas aqidah ini.

6. Dahulukan kepentingan persatuan sesama muslimin diatas segalanya.
Disaat madinah dilanda kekeringan, ketersedian panganpun nyaris habis, sumur yang menjadi pusat penyedia air di madinahpun di kuasai setengahnya oleh seorang Yahudi. Disaat yang sama khafilah dagang utsman bin affan baru saja datang dari syam dengan membawa ratusan ekor unta yang bermuatan sangat banyak.
Disaat itulah, sahabat Rasulullah yang lain menemui utsman untuk bersedia menyumbang sebagian hartanya untuk kaum muslimin yang ketika itu dilanda musibah. Lalu, apa yang dilakukan oleh utsman?
Seruan saudaranya tadi disambut lebih dari apa yang diseru. Utsman bahkan menginfakan kepada kaum muslim semua khafilah dagangnya. Padahal sebelum itu banyak saudagar madinah yang ingin membeli barang dagangan utsman tadi dengan harga tinggi.

7. Senantiasa merasa kurang dalam berbuat kebaikan.
”Wahai sahabatku ” seru Sang manusia Agung ketika akan berperang. ”infakkanlah sebagian harta kalian untuk bekal kita pergi perang” lanjutnya SAW.
Seketika itu juga para sahabat pulang kerumahnya. Seperti juga umar pulang kerumah dan meminta istrinya untuk mengumpulkan semua hartanya dan membagi dua harta tersebut seraya berkata ”kali ini aku akan mengalahkan Abu Bakar”.
Umar membawa setengah dari hartanya dan meletekannya didepan Rasulullah SAW. Karena melihat harta yang banyak itu Rasulullah pun bertanya, apa yang engkau tinggalkan untuk istri dan anak-anakmu?. Umar menjawab dengan mantap, aku tinggalkan sebanyak ini juga ya Rasulullah SAW.
Setelah itu datang lah Abu Bakar yang juga membawa harta yang banyak bahkan lebih banyak dari umar. Rasulullah bertanya kepada Abu bakar, apa yang engkau tinggalkan untuk anak dan istrimu. Abu bakar menjawabnya dengan tenang, aku tinggalkan untuk anak dan istriku Allah dan Rasul Nya. Saat mendengar dan melihat itu, umar berujar, aku memang tidak bisa mengalahkan Abu Bakar dalam kebaikan.
Inilah kondisi sahabat R.A, mereka merasa harus terdepan dalam beramal. Mereka meyakinkan diri mereka bahwa mereka haruslah menjadi nomor satu dalam beramal. Lalu, pantaslah Allah SWT mempermudahkan rezeki bagi mereka? Pernahkah kita mendengar sahabat Nabi SAW meninggal karena kelaparan? Tidak! Tidak pernah sama sekali!

8. Wakafkan hidup dijalan da’wah
Dalam Al Qur’an Allah SWT berfirman : ” katakanlah (Muhammad), inilah jalanku, aku dan orang-orang yang menyertaiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan yakin….” Qs.12 : 108.
Lalu, apakah ketika kita mendengar ayat yang sama, membaca ayat yang sama dengan Sahabat Rasulullah SAW membuat kita lemah?

9. Yakinlah terhadap kemenangan yang dijanjikan oleh Allah Rasul Nya.
Setelah membaca kondisi kaum Quraisy sebelum datangnya Nabi Muhammad dan membandingkannya dengan kondisi mereka setelah Nabi SAW datang membuat kita ragu akan pertolongan Allah SWT.
” Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong agama Allah, maka Allah akan menolongmu dan mengukuhkan kedudukanmu…” Qs. Muhammad : 7

10. Jagalah hak-hak ukhuwah Inilah bab yang akan penulis utarakan khusus di artikel berikutnya. Karena bab ini akan menjadi bagian cukup penting dalam kondisi ummat yang dikacau balaukan oleh kaum kuffar.

Oleh : Retnowanti
Dari berbagai sumber

0 komentar:

Post a Comment